F I R S T - D A T E



 FRIST DATE




        Mata cantik itu mulai perlahan terbuka, menetralkan dengan penerangan yang berada di kamarnya. Menatap langit-langit kamar sambil merenungkan kejadian tadi. Menghela nafas lalu bangkit dari tidurnya, pikirnya saat itu ingin menyegarkan diri, apalagi sekarang pukul 19:00. Membersihkan sisa make up lalu berjalan masuk ke kamar mandi. Mengguyurkan air ke badan membuat fikiran nya kembali segar, hanya memakan waktu 15 menit ia kembali keluar dengan setelan baju piayama nya. Sambil mengeringkan rambut, alisha menatap ke arah tembok yang terdapat wish list miliknya.

        Mukanya melesuh karena banyak hal yang ia harus lakukan seorang diri. Pikiran itu kembali ia jauhkan karena tidak ingin menekan dirinya untuk sekarang ini, biarlah berjalan dengan waktu. Alisha melangkahkan ke arah kulkas mini miliknya lalu mengambil ayam yang harus ia hangatkan kembali agar bisa di makan untuk makan malamnya kini.

        "gimana mau kurus makan nya frozen food mulu." monolognya dengan penuh rasa kesal. Hanya butuh waktu 8 menit ayam itu sudah kembali hangat, mengambil nasi secukupnya dan alisha mulai melahap makanan nya. Sedang asyik mengunyah makanan, kini matanya beralih menatap layar ponsel yang menyala  menandakan ada pesan masuk tapi nomor yang belum ia simpan. "ah paling dari anak forum yang belum gue save." ujarnya lalu kembali melahap makanan nya. 

        Setelah beres semuanya, ia langsung membaringkan tubuhnya. Kebiasaan buruk alisha yang satu ini tidak dapat dihilangkan, bagaimana bisa orang semager itu mampu untuk duduk ketika berada di atas kasur. Matanya melotot ketika mengetahui siapa orang yang mengirimkan pesan itu.


        Sial kini detak jantung alisha semakin kencang namun senyumnya juga mulai melengkung di bibir manisnya itu. "nih orang beneran chat, gue kerjain balik dah." ucap alisha dengan tetawa kecilnya.


Alisha membaca pesan itu hanya tertawa, pikirnya sangat lucu. Jurus ajakan yang sangat kuno.


        Sangat puas berbalasan pesan dengan aksa. Alisha menaruh ponselnya dengan senyum yang masih sangat mengembang. Matanya mulai terlelap dengan tidak sabar menanti hari esok. Mungkin hanya menyenangkan sesaat, mungkin kapanpun rasa berbunga ini akan layu, tumbang dan seperti biasa akan tumbuh dengan bunga baru. Sedangkan seseorang yang tadi berbalasan pesan dengan alisha kini sedang memegang dadanya, entah kapan terakhir aksa merasakan hal ini.

        Detik jam menunjukan pukul 10:00, alisha terbangun dengan senyum cerahnya, segeranya bersiap untuk pergi ke kampus. Karena hari ini masih ada urusan di forum beasiswa, faktanya alisha mahasiswi yang menjalankan kuliah dengan beasiswa, ini yang dicita-citakan nya dari dulu. Dengan menggunakan celana cargo, kaos oversize dan pasmina ia sudah siap untuk kekampus, siklus berangkat ke kampusnya masih sama seperti itu.

        Sesampainya di forum alisha langsung menemui pak didi karena ada project lomba yang harus ia urus. "gimana pak untuk lomba futsal nya?' tanya alisha. "oh itu ca sudah di bawa berkas nya sama ketum ukm futsal tadi katanya dia ingin membantu bapak mengurusnya. jadi kamu temui saja dia di ruang bawah akademik." penjelasan pak didi kepada alisha. "baik pak. saya langsunng menyusul kalau begitu." ucap alisha dan langsung menyusul ke ruangan yang telah di sebutkan oleh pak didi tadi.

        Di ruangan itu alisha menemukan laki-laki yang sedang sibuk mengurus berkas milik 12 orang anak yang akan mengikuti lomba tadi, alisha menggeleng heran. "sok banget mau beresin semua ini sendirian." gumam alisha lalu menghampiri orang tersebut. "sini saya bantuin kak." ucap alisha lalu laki-laki itu menatap ke arah alisha. "loh kak aksa?" alisha terkejut, pantas saja pak didi bilang mantan ketum orang aksa kan semester tua, fikir alisha.

        "ngapain ca? stalking gue lo?" ucap aksa, membuat alisha menatapnya jengah. "yakali, gue yang ngurus divisi ini." jelas alisha lalu di jawab dengan anggukan oleh aksa. Aksa membagi tumpukan berkas itu menjadi dua lalu hening untuk beberapa saat karena keduanya bekutat dengan kesibukannya masing-masing. "udah siap buat jalan abis ini?" aksa membuka percakapan untuk memecahkan keheningan di antara mereka. "ya siap aja, kaya mau jalan sama anak presiden aja kudu persiapan." jawab alisha dengan enteng.

        Tak terasa mereka telah selesai menyusun semua berkas, keduanya menghela nafas lega. "yaudah ka biar gue yang kasih ini ke pak didi." ucap alisha yang mendapatkan tatapan heran dari aksa "berdua lah, kan abis ini lo pergi sama gue." ucapannya "lah gue kaga balik dulu gitu, mandi, siap siap." jawab alisha dengan bibir yang mengerucut, aksa yang melihat itu pun terkekeh dan mengusak puncak kepala alisha. "yang katanya gamau siap-siap." aksa tertawa membuat pipi alisha memerah lalu meninggalkan aksa dengan berjalan cepat untuk keluar ruangan.

        Aksa menatap punggung alisha dengan tersenyum dan menghampirinya lalu mencoba menyamakan jalan nya, sepanjang koridor untuk menuju ruang akademik semua orang yang berada di sana pasti akan melihat mereka dengan tatapan yang penuh tanda tanya. Tapi alisha mengacuhkan itu "ini pak semua berkasnya  sudah beres." melihat tumpukan berkas yang sudah rapih pun pak didi mengangguk "oke sip, semuanya sudah beres ya. makasih loh alisha aksara." alisha tersenyum "baik pak, kami pamit untuk pulang." 

        Mereka berdua berjalan beriringan ke arah parkiran, tidak ada yang membuka percakapan sampai dimana mereka berada tepat di sebelah motor milik aksa. "nih helm nya ca." aksa mengulurkan helm yang sudah ia persiapkan. "thanks ka, btw kita mau kemana?" aksa hanya diam sambil membantu alisha memasang helm. "ngikut aja, gue yakin lo akan suka." jelas aksa yang di beri anggukan oleh alisha, alisha menunggangi motor aksa yang cukup besar lalu memegang pundak aksa untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.

        Motor aksa berhenti di padang rumput yang cukup luas, seperti sabana namun alisha tidak tahu pasti. Di lengkapi dengan danau, alisha menyukai hal ini rasanya damai berada disini. Alisha duduk di rerumputan itu sambil menghirup udara yang segar.


        "gue tau, lo akan suka dengan tempat ini." ujar aksa dan duduk di sebelah alisha. "cenayang lo?" alisha terkekeh singkat lalu terdiam, namun aksa mengamati raut wajah alisha. "apaan si lo ka." ucap alisha lalu memukul lengan aksa dengan seksama. "gue tau dari tatapan mata lo yang redup, gue bisa liat bahwa ada luka yang belum bisa lo obatin disini," aksa memgang tangan alisha lalu mengarahkan ke dada, matanya  berkaca-kaca namun alisha langsung memalingkan wajahnya. "hei it's oke, lo udah hebat ca. i'm proud of you, don't cry." tangannya terulur untuk memegang kedua bahu alisha lalu tersenyum hangat. "thank you, udah gue gapapa kok ini." ucap alisha.

        Menghabiskan waktu dengan orang yang membuatnya merasa aman dan nyaman adalah hal yang sangat di rindukan nya, setelah banyak kesendirian yang ia lewati dan kini seorang aksara hadir di hidupnya, seolah tanpa sadar mengisi ruang kosong. Tak berharap banyak untuk hal ini, namun alisha hanya ingin menikmati bagaimana rasanya ada bahu yang mampu ia sandari saat semua yang tak pernah untuh untuk dirinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

P R O L O G

A K S A R A (Y A)